๐Ÿช Hadits Penaklukan Konstantinopel Dan Roma

Dalamdua hadis di atas, Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi, Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Kota itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang Agung," ungkap Dr Syauqi. SadarlahAl-Fatih, titik lemah Konstantinopel adalah sisi timur yakni selat sempit Golden Horn. Selat ini dibentang rantai besar, memusykilkan armada kecil sekali pun untuk melewatinya. Tapi Al-Fatih saat itu usianya 23 tahun tak kehabisan akal. Ia menggusur kapal-kapalnya dari laut ke darat, demi menghindari rantai besar. SetelahPerang ahzab selesai, Rasulallah Shalallahu'alaihiwasallam mengeluarkan kembali hadist tentang penaklukan Konstantinopel "Sungguh, Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik peminpin, dan pasukan yang menaklukan adalah sebaik-baik pasukan." (H.R. Ahmad). Sehari jelang 'Fathu Al-Qustantiniyyah' sebuah refleksi Penaklukkan Konstantinopel oleh seorang anak muda yang kemudian merubah putaran roda sejarah dan tentunya dilandasi inspirasi Rabbani lewat pembenaran dan keyakinan akan pesan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam 800 tahun sebelumnya. 29Mei 1453 M, Sejarah Penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II. IslamToday ID โ€” Tepat pada hari Selasa pada tanggal 20 Jumadil Ula 857 H atau bertepatan dengan 29 Mei 1453, 568 tahun silam Sultan Mehmed II berhasil membebaskan Konstantinopel, pusat Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) sesuai dengan bisyarah (kabar gembira) Rasulullah Rasulullahsaw. pernah ditanya, "Kota manakah yang dibebaskan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?" Rasul menjawab, "Kotanya Heraklius dibebaskan lebih dulu, yaitu Konstantinopel" (HR Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim) Imam Ahmad mengeluarkan hadis tersebut di dalam Musnad-nya pada bab Musnad 'Abdullรขh bin Amru bin bin al-'ร‚sh. PenaklukanRoma dan Konstantinopel dalam Sebagian Riwayat Ahlusunnah Ahlusunnah mengutip sebuah riwayat dari Rasulullah Saw yang di dalamnya menyinggung tentang penaklukan Konstantinopel dan pujian kepada pasukan dan panglima yang menaklukan kota tersebut. "Sesungguhnya Konstatinopel akan takluk. Iasudah tentu bukan merujuk kepada wilayah tertentu dari sudut geografi kerana Empayar Byzantine Rom telah pun berkubur selepas penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad al-Fatih dalam tahun 1453M (857H). Dalamhadist di atas, jelas sekali bahwa salah satu isyarat dari Rasulullah saw tentang akhir zaman adalah penaklukkan Konstantinopel untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu, negeri Turki akan kembali kepada kekuasaan umat Islam hingga terbitnya matahari dari barat. Artikel . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik baik pasukan " Puluhan khalifah dan pemimpin negeri islam telah melakukan berbagai upaya untuk bisa mewujudkan janji sang Nabi akhir zaman. Dan ,setelah penantian lebih 800 tahun,janji itu akhirnya menjadi kenyataan. Muhammad Al-Fatih yang sejak belia selalu diyakini oleh penasihat spiritualnya Syaikh Aaq Syamsuddin,bahwa dirinyalah yang kelak akan menaklukan konstantinopel,akhirnya menjelma sebagai sosok pemimpin muslim yang mampu mewujudkan kebenaran janji sang nabi. Dengan kekuatan prajurit dan setelah pengepungan yang meletihkan,pada hari selasa,29 mei 1453,bertepatan dengan 20 jumadil Ula 857,jatuhlah kebesaran konstantinopel melalui tangan sang penakluk. Baca juga Romulus, Pendiri Kota RomaOrangtua muhammad al fatih,gurunya,masyarakatnya,bahkan al fatih sendiri tidak pernah menduga bahwa penakluk kostantinopel itu adalah muhammad al semua lakukan hanyalah bermimpi kebesaran,mengukir harapan dan melakukan semua persiapan. dan mereka telah pun seharusnya ada yang pernah menduga bahwa penakluk roma dan khalifah akhir zaman yang sesuai manhaj nubuwwah adalah generasi kita,atau anak cucu kita ,bahkan mungkin dari dalam rumah kita."Penaklukan pertama Konstantinopel telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-'Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi saw. Dan pembebasan kedua yaitu penaklukan kota Roma dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim." Syeikh Albani Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329Pertanyaanya adalah bagaimana melahirkan pembuktian nubuat nabi masa kini dan yang akan datang ? Sekarang banyak pergerakan islam & para pemuda muslim mulai bangkit lagi mewujudkan mimpi membuka roma dan menerapkan khilafah dan syariat juga Rindu-Benci Kota Roma dan Salju 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Bab I TANDA-TANDA KECIL KIAMATOleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil52. Penaklukan Konstantinopel[1] Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah penaklukan kota Konstantinopel -sebelum keluarnya Dajjal- di tangan kaum muslimin. Yang dapat difahami dari berbagai hadits bahwa penaklukan ini terjadi setelah peperangan mereka dengan bangsa Romawi pada sebuah peperangan yang sangat besar dan kemenangan kaum muslimin atas mereka. Waktu itu kaum muslimin pergi menuju Konstantinopel, lalu Allah menaklukkannya untuk kaum muslimin tanpa ada peperangan. Senjata mereka hanyalah takbir dan tahlil ucapan Laa ilaaha illallaah.Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaุณูŽู…ูุนู’ุชูู…ู’ ุจูู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉู ุฌูŽุงู†ูุจูŒ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ููู€ูŠ ุงู„ู’ุจูŽุฑูู‘ ูˆูŽุฌูŽุงู†ูุจูŒ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูููŠ ุงู„ู’ุจูŽุญู’ุฑูุŸ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ู†ูŽุนูŽู…ู’ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ุงูŽ ุชูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุบู’ุฒููˆูŽู‡ูŽุง ุณูŽุจู’ุนููˆู†ูŽ ุฃูŽู„ู’ูู‹ุง ู…ูู†ู’ ุจูŽู†ููŠ ุฅูุณู’ุญูŽุงู‚ูŽุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฌูŽุงุกููˆู‡ูŽุง ู†ูŽุฒูŽู„ููˆุงุŒ ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูู‚ูŽุงุชูู„ููˆุง ุจูุณูู„ุงูŽุญู ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฑู’ู…ููˆุง ุจูุณูŽู‡ู’ู…ูุŒ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ู„ุงูŽ ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูุŒ ููŽูŠูŽุณู’ู‚ูุทู ุฃูŽุญูŽุฏู ุฌูŽุงู†ูุจูŽูŠู’ู‡ูŽุง -ู‚ูŽุงู„ูŽ ุซูŽูˆู’ุฑูŒ ุฃูŽุญูŽุฏูŽ ุฑููˆูŽุงุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซู ู„ุงูŽ ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ูู‡ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ- ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ูููŠ ุงู„ู’ุจูŽุญู’ุฑูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆุง ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠูŽุฉูŽ ู„ุงูŽ ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูุŒ ููŽูŠูŽุณู’ู‚ูุทู ุฌูŽุงู†ูุจูู‡ูŽุง ุงู’ู„ุขุฎูŽุฑูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู„ุงูŽ ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูุŒ ููŽูŠูููŽุฑู‘ูŽุฌู ู„ูŽู‡ูู…ู’ุŒ ููŽูŠูŽุฏู’ุฎูู„ููˆู‡ูŽุงุŒ ููŽูŠูŽุบู’ู†ูŽู…ููˆุงุŒ ููŽุจูŽูŠู’ู†ูŽู…ูŽุง ู‡ูู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุชูŽุณูู…ููˆู†ูŽ ุงู„ู’ุบูŽู†ูŽุงุฆูู…ูŽุŒ ุฅูุฐู’ ุฌูŽุงุกูŽ ู‡ูู…ู ุงู„ุตู‘ูŽุฑููŠุฎูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฏู‘ูŽุฌู‘ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽุŒ ููŽูŠูŽุชู’ุฑููƒููˆู†ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุดูŽูŠู’ุกู ูˆูŽูŠูŽุฑู’ุฌูุนููˆู†ูŽ.โ€œPernahkah kalian mendengar satu kota yang satu sisinya ada di daratan sementara satu sisi lain ada di lautan?โ€ Mereka menjawab, โ€œKami pernah pernah mendengarnya, wahai Rasulullah!โ€ Beliau berkata, โ€œTidak akan tiba hari Kiamat sehingga dari keturunan Nabi Ishaq menyerang-nya kota tersebut, ketika mereka bani Ishaq mendatanginya, maka mereka turun. Mereka tidak berperang dengan senjata, tidak pula me-lemparkan satu panah pun, mereka mengucapkan, Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,โ€™ maka salah satu sisinya jatuh ke tangan kaum muslimin -Tsaur[2] salah seorang perawi hadits berkata, โ€œAku tidak mengetahuinya kecuali beliau berkata, Yang ada di lautan.โ€™โ€ Kemudian mereka meng-ucapkan untuk kedua kalinya, Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,โ€™ akhirnya salah satu sisi lainnya jatuh ke tangan kaum muslimin. Lalu mereka mengucapkan untuk ketiga kalinya Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,โ€™ lalu diberikan kelapangan kepada mereka. Mereka masuk ke dalamnya dan mendapatkan harta rampasan perang, ketika mereka se-dang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba saja datang orang yang berteriak meminta tolong, dia berkata, โ€œSesungguhnya Dajjal telah keluar,โ€™ lalu mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.โ€™โ€[3]Ada sesuatu yang musykil dalam ungkapan hadits iniโ€ฆูŠูŽุบู’ุฒููˆูŽู‡ูŽุง ุณูŽุจู’ุนููˆู†ูŽ ุฃูŽู„ู’ูู‹ุง ู…ูู†ู’ ุจูŽู†ููŠ ุฅูุณู’ุญูŽุงู‚ูŽ.โ€œโ€ฆ Sehingga dari bani Ishaq menyerangnyaโ€ฆโ€Sementara bangsa Romawi adalah keturunan Ishaq, karena mereka dari keturunan al-Shis bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil Alaihissallam.[4] Maka bagaimana bisa penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh mereka?!Al-Qadhi Iyadh berkata, โ€œDemikianlah semua ungkapan yang ada dalam Shahiih Muslim Dari bani Ishaq.โ€™โ€Kemudian beliau berkata, โ€œSebagian dari mereka berkata, Yang terkenal lagi terjaga ungkapannya adalah dari bani Ismaโ€™il,โ€ inilah makna yang ditunjuk-kan oleh hadits, karena yang dimaksud sebenarnya adalah orang-orang Arab.โ€[5]Sementara itu al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat sesungguhnya hadits ini menunjukkan bahwa bangsa Romawi memeluk Islam di akhir zaman. Barangkali penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh sebagian dari mereka, sebagaimana diungkapkan oleh hadits terdahulu, Sesungguhnya orang dari bani Ishaq memeranginya.โ€™โ€Pendapat ini diperkuat dengan kenyataan bahwa mereka dipuji di dalam hadits al-Mustaurid al-Qurasy, dia berkata, โ€œAku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaุชูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ููˆู…ู ุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุนูŽู…ู’ุฑูŒูˆ ุฃูŽุจู’ุตูุฑู’ ู…ูŽุง ุชูŽู‚ููˆู„ู. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู‚ููˆู„ู ู…ูŽุง ุณูŽู…ูุนู’ุชู ู…ูู†ู’ ุฑูŽุณูู€ูˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ.. ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽุฆูู†ู’ ู‚ูู„ู’ุชูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ูููŠู‡ูู…ู’ ู„ูŽุฎูุตูŽุงู„ุงู‹ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ูŽู„ุฃูŽุญู’ู„ูŽู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุนูู†ู’ุฏูŽ ููุชู’ู†ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุฃูŽุณู’ุฑูŽุนูู‡ูู…ู’ ุฅูููŽุงู‚ูŽุฉู‹ ุจูŽุนู’ุฏูŽ ู…ูุตููŠุจูŽุฉูุŒ ูˆูŽุฃูŽูˆู’ุดูŽูƒูู‡ูู…ู’ ูƒูŽุฑู‘ูŽุฉู‹ ุจูŽุนู’ุฏูŽ ููŽุฑู‘ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑูู‡ูู…ู’ ู„ูู…ูุณู’ูƒููŠู†ู ูˆูŽูŠูŽุชููŠู…ู ูˆูŽุถูŽุนููŠููุŒ ูˆูŽุฎูŽุงู…ูุณูŽุฉูŒ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŒ ุฌูŽู…ููŠู„ูŽุฉูŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู’ู†ูŽุนูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุธูู„ู’ู…ู ุงู„ู’ู…ูู„ููˆูƒู.Kiamat akan tegak sementara bangsa Romawi adalah manusia yang paling banyak,โ€™โ€ lalu Amr berkata kepada al-Mustaurid, โ€œJelaskanlah apa yang kau ucapkan itu!โ€ dia berkata, โ€œAku mengatakan apa yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.โ€ Dia berkata, โ€œJika demikian yang engkau ungkapkan, maka sesungguhnya di dalam diri mereka ada empat ke-istimewaan sesungguhnya mereka adalah manusia paling tenang ketika datang fitnah, paling cepat sadar ketika terjadi musibah, paling cepat menyerang setelah mundur, dan sebaik-baiknya manusia dalam meng-hadapi orang miskin, anak yatim dan orang lemah, dan yang kelima adalah sesuatu yang indah lagi elok, yaitu mereka orang yang paling bersemangat mencegah kezhaliman para raja.โ€[6]Komentar saya Di antara dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi di akhir zaman memeluk Islam adalah hadits Abu Hurairah terdahulu tentang peperangan bangsa Romawi. Waktu itu bangsa Romawi berkata kepada kaum musliminุฎูŽู„ู‘ููˆุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุณูŽุจูŽูˆู’ุง ู…ูู†ู‘ูŽุง ู†ูู‚ูŽุงุชูู„ู’ู‡ูู…ู’. ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู„ุงูŽ ู†ูุฎูŽู„ูู‘ูŠ ุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูู†ูŽุง.โ€œBiarkanlah kami membunuh orang-orang yang tertawan dari kalangan kami.โ€ Kemudian kaum muslimin berkata, โ€œKami tidak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.โ€[7]Bangsa Romawi meminta kepada kaum muslimin agar membiarkan mereka memerangi orang yang telah ditawan dari kalangan mereka karena mereka telah memeluk Islam, lalu kaum muslimin menolaknya dan menjelaskan kepada orang-orang Romawi bahwa orang yang telah masuk Islam dari kalangan mereka adalah saudara-saudara kami, maka kami tidak akan menyerahkannya kepada siapa pun. Kenyataan banyaknya pasukan kaum muslimin dari kalangan orang-orang yang sebelumnya ditawan dari kalangan orang-orang kafir bukanlah hal yang an-Nawawi rahimahullah berkata, โ€œHal ini ada pada zaman kita sekarang ini, bahkan kebanyakan pasukan Islam di negeri-negeri Syam, dan Mesir adalah para tawanan, kemudian mereka sekarang ini โ€“alhamdulillaahโ€“ adalah orang yang menawan orang-orang kafir, dan beberapa kali menawan mereka di zaman kita ini, satu kali saja mereka menawan ada beberapa ribu orang kafir yang ditawan, maka segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kemenangan dan kejayaan kepada Islam.[8]Pendapat yang mengatakan bahwa yang menaklukkan Konstantinopel adalah orang-orang dari keturunan Ishaq diperkuat oleh kenyataan bahwa pasukan Romawi jumlahnya mencapai jutaan. Sebagian dari mereka tewas dan yang lainnya masuk ke dalam Islam, dan yang masuk Islam dari kalangan mereka bergabung dengan pasukan kaum muslimin untuk menaklukan Konstantinopel, wallaahu aโ€™ Konstantinopel tanpa peperangan belum terjadi sampai sekarang. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwasanya beliau berkataููŽุชู’ุญู ุงู„ู’ู‚ูุณู’ุทูŽู†ู’ุทููŠู†ููŠู‘ูŽุฉู ู…ูŽุนูŽ ู‚ููŠูŽุงู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู.โ€œPenaklukan Konstantinopel terjadi seiring dengan akan terjadinya hari Kiamat.โ€Kemudian at-Tirmidzi berkata, โ€œMahmud -maksudnya adalah Ibnu Ghailan, guru at-Tirmidzi- berkata, Hadits ini gharib. Konstantinopel adalah sebuah kota di Romawi, ditaklukkan ketika Dajjal keluar. Sedangkan Kon-stantinopel telah ditaklukkan pada zaman Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.โ€™โ€[9]Yang benar bahwa Konstantinopel tidak pernah ditaklukkan pada zaman Sahabat, karena Muโ€™awiyah Radhiyallahu anhu mengirim anaknya, Yazid, ke sana dengan membawa pasukan yang di antara mereka adalah Abu Ayyub al-Anshari, dan penaklukannya belum sempurna. Kemudian daerah tersebut dikepung oleh Maslamah bin Abdil Malik, akan tetapi belum juga bisa ditaklukan, akan tetapi beliau melakukan perdamaian dengan penduduknya untuk mendirikan masjid di sana.โ€[10]Penaklukan yang dilakukan bangsa Turk terhadap Konstantinopel pun terjadi dengan peperangan. Kemudian negeri tersebut saat ini berada di tangan orang-orang kafir dan akan ditaklukkan kembali dengan penaklukan yang terakhir, sebagaimana dikabarkan oleh orang yang dibenarkan ucapannya Shallallahu alaihi wa Syakir rahimahullah berkata, โ€œPenaklukan Konstantinopel yang merupakan sebagai kabar gembira dalam hadits ini akan terjadi di kemudian hari, cepat ataupun lambat, hanya Allahlah yang mengetahuinya. Ia adalah penaklukan yang benar adanya ketika kaum muslimin kembali kepada agamanya, padahal sebelumnya mereka menolaknya. Adapun penaklukan yang dilakukan bangsa Turk yang terjadi sebelum zaman kita ini, maka hal itu hanya sebagai pembuka bagi penaklukan yang terakhir paling besar. Kemudian kota ini keluar dari kekuasaan kaum muslimin ketika pemerintahan di sana telah mengumumkan bahwa pemerintahannya bukanlah pemerintahan Islam dan bukan pemerintahan agama. Mereka telah melakukan perjanjian dengan orang-orang kafir, musuh-musuh Islam, dan memberlakukan undang-undang kafir terhadap penduduknya. Penaklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin akan kembali dilakukan insya Allah, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.โ€[11][Disalin dari kitab Asyraathus Saaโ€™ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] _______ Footnote [1] Kota bangsa Romawi, dinamakan Konstantinopel, yaitu sebuah kota yang terkenal pada zaman sekarang dengan nama Istanbul, satu kota di Turki. Pada masa lalu terkenal dengan sebutan Bizan-tium, kemudian ketika raja tertinggi Bizantium memimpin Romawi, dia membangun pagar di sana dan menamakannya dengan sebutan Konstantinopel dan menjadikannya sebagai ibu kota bagi kerajaannya. Daerah tersebut memiliki teluk yang mengelilingi dua sisi, sebelah timur dan utara di lautan, dan kedua sisinya yang lain, yaitu sebelah barat dan selatan adalah di daratan. Lihat kitab Muโ€™jamul Buldaan IV/347-348, karya Yaqut al-Hamawi. [2] Dia adalah Tsaur bin Zaid ad-Daili mawali mereka adalah al-Madani, tsiqah, wafat pada tahun 135 H t. Lihat Shahiih Muslim XVIII/43, an-Nawawi, dan Tahdziibut Tahdziib II/ 31-32. [3] Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saaโ€™ah XVIII/43-44, Syarh an-Nawawi. [4] Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim I/58 tahqiq Dr. Thaha Zaini. [5] Syarh an-Nawawi li Shahiih Muslim XVIII/43-44. [6] Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saaโ€™ah XVIII/22, Syarh an-Nawawi. [7] Shahiih Muslim XVIII/21, Syarh an-Nawawi. [8] Syarah an-Nawawi li Shahiih Muslim XVIII/21. [9] Jaamiโ€™ at-Tirmidzi, bab Maa Jaa-a fii Alaamatil Khuruujid Dajjal VI/498. [10] Lihat an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim I/62 tahqiq Dr. Thaha Zaini. [11] Hasyiyah Umdatut Tafsiir an Ibni Katsir II/256 diringkas dari ditahqiq oleh Ahmad Munculnya al-Qahthani Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Qahthan, orang-orang taat kepadanya, dan berkumpul padanya. Hal itu terjadi ketika zaman telah berubah, karena itulah Imam al-Bukhari menyebutkannya dalam bab taghayyuriz zamaan perubahan zaman.Imam Ahmad dan asy-Syaikhani al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaู„ุงูŽ ุชูŽู‚ููˆู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุฎู’ุฑูุฌูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุญู’ุทูŽุงู†ูŽ ูŠูŽุณููˆู‚ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ุจูุนูŽุตูŽุงู‡ู.โ€œTidak akan tiba hari Kiamat hingga keluar seorang laki-laki dari Qahthan yang menggiring manusia dengan tongkatnya.โ€[1]Al-Qurthubi rahimahullah berkata, โ€œSabda beliau โ€ฆ menggiring manusia dengan tongkatnya,โ€™ adalah kinayah kiasan dari ketaatan manusia kepadanya dan kesepakatan mereka untuk mentaatinya, bukanlah yang dimaksud di dalam hadits adalah tongkat secara hakiki, itu hanya sebagai perumpamaan dari ketaatan mereka kepadanya dan kekuasaannya kepada mereka. Hanya saja, penyebutan kata tersebut terdapat dalil bahwa ia orang yang keras kepada mereka.โ€[2]Kami katakan Benar, penggiringan yang dilakukannya terhadap ma-nusia merupakan kiasan ketaatan dan kepatuhan mereka kepadanya. Hanya saja, yang diisyaratkan oleh al-Qurthubi berupa sikapnya yang keras kepada mereka bukanlah sikap yang ditujukan kepada semuanya, sebagaimana nampak dari perkataannya. Ia hanyalah keras kepada orang-orang yang melakukan kemaksiatan. Dia adalah orang shalih yang menghukumi dengan adil. Pendapat ini diperkuat dengan riwayat yang dinukil oleh Ibnu Hajar dari Nuโ€™aim bin Hammad,[3] beliau meriwayatkan dari jalan yang kuat dari Abdullah bin Amr, bahwa beliau menyebutkan para khalifah, kemudian dia berkata, โ€œDan seorang laki-laki dari Qahthan.โ€Demikian pula yang diriwayatkan dengan sanad yang jayyid dari Ibnu Abbas, sesungguhnya beliau berkata tentangnyaูˆูŽุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู’ ู‚ูŽุญู’ุทูŽุงู†ูŽ ูƒูู„ู‘ูู‡ูู…ู’ ุตูŽุงู„ูุญูŒ.โ€œDan seseorang dari Qahthan, semuanya orang Qahthan adalah orang shalih.โ€[4]Ketika Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu anhma meriwayatkan bahwa akan ada seorang raja penguasa dari Qahthan, marahlah Muโ€™awiyah Radhiyallahu anhu, lalu dia berdiri dan memuji Allah dengan sesuatu yang sesuai dengan-Nya, kemudian beliau berkata, โ€œAmma baโ€™du, telah sampai kepadaku bahwa beberapa orang dari kalian membawakan beberapa riwayat yang tidak ada di dalam Kitabullah, tidak pula diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, mereka adalah orang-orang bodoh di antara kalian, maka hati-hatilah kalian dari angan-angan yang dapat menyesatkan pelakunya, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaุฅูู†ู‘ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ุฑูŽ ูููŠ ู‚ูุฑูŽูŠู’ุดูุŒ ู„ุงูŽ ูŠูุนูŽุงุฏููŠู’ู‡ูู…ู’ ุฃูŽุญูŽุฏูŒุŒ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูƒูŽุจู‘ูŽู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ูุŒู…ูŽุง ุฃูŽู‚ูŽุงู…ููˆุง ุงู„ุฏูู‘ูŠู’ู†ูŽ.โ€œSesungguhnya urusan kekhilafahan ini akan tetap ada pada keturunan Quraisy, tidak ada seorang pun yang mencabutnya kecuali Allah akan menelungkupkan mukanya; selama mereka keturunan Quraisy me-negakkan agama.โ€ HR. Al-Bukhari[5]Muโ€™awiyah hanya mengingkarinya karena takut bila seseorang menyangka bahwa kekhalifahan bisa dipegang oleh selain Quraisy, sementara Muโ€™awiyah sendiri tidak mengingkari akan adanya seorang tokoh dari Qahthan. Karena di dalam hadits Muโ€™awiyah terdapat ungkapan โ€œSelama mereka menegakkan agamaโ€, artinya jika mereka Quraisy tidak menegakkan agama, maka urusan kekhilafahan tersebut keluar dari tangan mereka, dan ini pernah terjadi. Manusia akan tetap mentaati seorang Quraisy hingga mereka lemah dalam memegang teguh agama, sehingga mereka pun lemah, dan pada akhirnya kepemimpinan berpindah kepada yang lainnya.[6]Al-Qahthani ini bukanlah Jahjah[7], karena al-Qahtani di sini adalah keturunan dari orang merdeka, karena penisbatannya kepada Qahthan yang merupakan puncak nasab penduduk Yaman dari kalangan Himyar, Kindah, Hamadan dan yang lainnya.[8] Adapun Jahjah termasuk dari keturunan budak ini diperkuat riwayat yang disebutkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, โ€œRasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaู„ุงูŽ ูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ุญูŽุชู‘ูŽู€ู‰ ูŠูŽู…ู’ู„ููƒูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู…ูŽูˆูŽุงู„ูู€ูŠ ูŠูู‚ูŽุงู„ู ู„ูŽู‡ู ุฌูŽู‡ู’ุฌูŽุงู‡ู.Tidak akan lenyap siang dan malam sehingga seseorang dari kalangan hamba sahaya yang bernama Jahjah menjadi raja.โ€™โ€[9][Disalin dari kitab Asyraathus Saaโ€™ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] _______ Footnote [1] Musnad Ahmad XVIII/103 no. 9395, Syarh Ahmad Syakir, disempurnakan oleh Dr. Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan bab Taghayyuriz Zamaan hatta Tuโ€™badul Autsaan XIII/76, al-Fat-h, Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saaโ€™ah XVIII/36, Syarh an-Nawawi. [2] At-Tadzkirah hal. 635. [3] Nuโ€™aim bin Hammad al-Khuzaโ€™i. Termasuk tokoh pembesar para Hafizh ahlul hadits, al-Bukhari meriwayatkan darinya sebagai penyerta, Muslim meriwayatkan darinya dalam Muqaddimah, demikian pula Ash-habus Sunan kecuali an-Nasa-i. Imam Ahmad mentsiqahkannya, begitu juga Yahya bin Maโ€™in, dan al-Ajali. Abu Hatim berkata, โ€œDia perawi shaduq.โ€ An-Nasa-i melemahkannya, adz-Dzahabi berkata, โ€œSalah seorang Imam akan tetapi layyin di dalam hadits,โ€ Ibnu Hajar berkata, โ€œShaduq dan sering salah,โ€ adz-Dzahabi menukil dari Nuโ€™aim bahwa beliau berkata, โ€œSebelumnya aku adalah seorang Jahmiyyah, karena itulah aku mengenal perkataan mereka, ketika aku meminta hadits, aku tahu sesungguhnya akhir dari pendapat mereka adalah Taโ€™thil meniadakan seluruh sifat Allah.โ€ Wafat pada tahun 228 H rahimahullah. Lihat Tadzkiratul Huffaazh II/418-420, Miizaanul Iโ€™tidaal IV/267-270, Tahdziibut Tahdziib X/458-463, Taqriibut Tahdziib II/305, Hadyus Saari Muqaddimah Fat-hul Baari hal. 447, dan Khulashah Tadzhiibut Tahdziibil Kamaal hal. 403. [4] Fat-hul Baari VI/535. [5] Shahiih al-Bukhari, kitab al-Manaaqib bab Manaaqibu Quraisy VI/532-533. [6] Lihat Fat-hul Baari XIII/115 [7] Berbeda dengan pendapat al-Qurthubi, beliau berkata di dalam kitab at-Tadz-kirah hal. 636, โ€œBarangkali seorang laki-laki dari Qahthan itu adalah seorang laki-laki yang bernama Jahjaah.โ€ [8] Lihat Fat-hul Baari VI/545, XIII/78. [9] Musnad Ahmad XVI/156 no. 8346, syarah dan taโ€™liq Ahmad Syakir, beliau berkata, โ€œSanadnya shahih, hadits ini terdapat dalam Shahiih Muslim XVIII/ 36 tanpa lafazh ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูˆูŽุงู„ููŠ. Home /A4. Bahasan Tanda-Tanda Kiamat1.../52-53. Penaklukan Konstantinopel. Munculnya... JAKARTA - Sebelum keruntuhannya, Turki Ustmaniyah telah menorehkan cacatan emas peradaban Islam. Salah satu catatan emas itu adalah penaklukan Konstantinopel yang kini bernama Istanbul. Puluhan upaya telah dilakukan umat Islam untuk merebut kota ini. Mengapa konstantinopel demikian istimewa? Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.โ€ Maksudnya adalah Konstantinopel. HR Ahmad Dalam sebuah kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik amir khalifah adalah amir khalifah yang memimpin penaklukkannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.โ€ HR Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim. Dalam dua hadis di atas, Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi, Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium Romawi Timur. Kota itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang Agung,โ€ ungkap Dr Syauqi. Setelah membangun kota itu, Kaisar Konstantin pindah dari Roma, ibu kota Romawi Barat. Menurut Dr Sayuqi, kota itu dibangun dekat Selat Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Marmara. Kota itu terkenal dengan kekokohan tembok kotanya sehingga sangat sulit untuk ditaklukkan. Sekarang kota itu bernama Istanbul,โ€ tutur pakar hadis itu. Prediksi Rasulullah SAW mengenai kejatuhan Konstantinopel ke tangan kaum Muslimin itu akhirnya benar-benar terbukti. Kamis, 26 Rabiul Awal 857 H/ 6 April 1453 M, pasukan tentara Muslim di bawah komando Sultan Muhammad II tiba di ibu kota negara adikuasa bernama Bizantium. Sultan pun berkirim surat kepada penguasa Bizantium yang berisi ajakan untuk masuk Islam atau menyerahkan Konstantinopel secara damai. Perang menjadi pilihan terakhir. Namun, penguasa kota itu Constantine Paleologus menolak seruan dakwah dan berkukuh tak mau menyerahkan Konstantinopel ke tangan Umat Islam. Paleologus lebih memilih jalan perang. Pasukan tentara Bizantium dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa, siap menghadapi meriam-meriam tercanggih dan 130 ribu tentara Muslim. Lantaran tawarannya ditolak, Sultan ketujuh dari Kerajaan Turki Usmani itu pun mulai mengobarkan semangat jihad.

hadits penaklukan konstantinopel dan roma